Hubungi 087742137164
Rumpukan tersebut tidak mungkin dibakar selain mengakibatkan polusi asap, Rumpukan yang terdiri dari batang batang kayu besar juga kondisinya masihlah sangat basah sehingga tidak mampu api membakarnya.
Hal yang dapat dilakukan hanyalah mengumpulkan Rumpukan kayu tersebut berada diantara pancang jika belum ditanami sawit. Atau berada diantara pohon kelapa sawit dan dibiarkan membusuk.
Dibiarkan membusuk, cara itu sangatlah berbahaya.
Kenapa bisa berbahaya juga?
Singkatnya jika kita berfikir awam dapat dijabarkan seperti dibawah ini.
Rumpukan kayu akan membusuk melewati beberapa tahapan. Dan pembusukan itu terjadi oleh bakteri.
Namun dalam penguraian serta pelapukan kayu oleh bakteri tersebut selalu melepaskan senyawa kimiawi ke udara. Turut serta bakteri jamur yang nantinya akan hinggap pada tanaman kelapa sawit yang akhirnya menimbulkan penyakit lama kelapa sawit yang sudah teridentifikasi dengan beberapa nama maupun penyakit baru dimana kita belum mampu bahkan tidak mampu membasminya.
Jadi ancaman tidak hanya disebabkan oleh serangga namun bakteri yang menimbulkan penyakit pada batang, daun, dan buah kelapa sawit oleh bakteri juga terjadi.
Apakah cukup diobati? Saya ambil kesimpulan tidak cukup.
Lantas bagaimana?
Menghambat atau mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Bagaimana caranya?
Tidak ada kesalahan jika saya selalu mempromosikan produk yang saya jual ataupun berpartisipasi ikut mencegah dan melarang pembakaran hutan, eksploitasi hutan sembarangan. Dimana akan menimbulkan kebakaran, tanah longsor, banjir, rusaknya ekosistem, menyumbang kerusakan ozone.
Cover crops atau biasa kita kenal dengan nama penutup tanah ini dilakukan dengan menanam kacang-kacangan yang berfungsi menutupi tanah.
Secara alamiah kacang-kacangan penutup tanah mampu melakukan pencegahan, penghambatan, dan pembasmian karena sifatnya yang menutup ini selain mampu membasmi gulma tanpa obat kimia juga mampu menghambat nitrogen dan bakteri yang akan lepas ke udara sehingga tertahan dan akan tetap berada dibawah kacang-kacangan tersebut.
Ada beberapa jenis kacang-kacangan penutup tanah ini diantaranya Pueraria Javanica/Pj, Calopogonium Muchunoides/Cm, Centrocema Pubescens/Cp, mucuna bracteata/Mb.
Kesemua jenis kacang-kacangan penutup tanah diatas memiliki fungsi yang sama. Yang membedakan adalah bentuk benih, warna benih, ukuran benih, harga benih, dan yang terpenting adalah kemampuan benih.
Dapat kita urutkan dari jenis yang terbaik hingga yang baik adalah sebagai berikut.
1. Mucuna bracteata berada pada peringkat terbaik dan teratas.
Dengan benih 1kg dapat diaplikasikan pada lahan seluas 4 hektare. Meskipun harganya lebih mahal selain karena diimpor, mucuna bracteata mampu bertahan pada dua musim di Indonesia tanpa mengalami penurunan ketebalan daun, Kerapatan, hingga radius penyebaran.
Kekuatan mengikat dan membasmi gulma hingga menghambat kebakaran sebab daunnya yang tetap hijau pada musim kemarau serta membantu percepatan pembusukan Rumpukan kayu ini menjadikan mucuna bracteata tidak diragukan.
2. Calopogonium Caerelium/Cc berada pada peringkat kedua
3. Pueraria Javanica/Pj berada pada peringkat ketiga
4. Calopogonium Muchunoides/Cm pada peringkat keempat
5. Centrocema Pubescens/Cp pada peringkat kelima
Jadi sudah saatnya kita lakukan penanaman kacang-kacangan penutup tanah untuk mendapatkan manfaat berlimpah yang ramah lingkungan pada area perkebunan baik kelapa sawit, karet, maupun pertambangan.
Ciptakan Indonesia dengan produksi perkebunan yang terbesar tapi tetap mempertimbangkan aspek keramahan dan kelestarian lingkungan kita demi anak cucu kita.
Salam sukses.